Cerita rakyat dari Sumatera Barat, Asal Usul Danau Maninjau

Cerita rakyat Indonesia berikut berjudul Asal Usul Danau Maninjau dari buku Rangkuman 100 Cerita Rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, penerbit AnakKita (2013).

Di sebuah perkampungan di kaki Gunung Tinjau, ada sepuluh orang bersaudara yang biasa disebut Bujang Sembilan. Si sulung bernama Kukuban dan si bungsu bernama Sani. Mereka mempunyai seorang paman bernama Datuk Limbatang. Datuk Limbatang mempunyai seorang putra bernama Giran. Suatu hari, Datuk Limbatang berkunjung ke rumah Bujang Sembilan. Saat itu lah Sani dan Giran menyadari bahwa mereka saling menaruh hati.

Ketika musim panen, di kampung tersebut diadakan adu silat. Para pemuda kampung termasuk Kukuban dan Giran ikut mendaftarkan diri. Di acara tersebut Kukuban berhadapan dengan Giran. Keduanya sama kuat hingga pada suatu kesempatan Giran berhasil menangkis serangan dari Kukuban, hingga Kukuban berguling di tanah dan dinyatakan kalah. Hal itu ternyata membuat Kukuban merasa kesal dan dendam terhadap Giran.

Beberapa hani setelah acara tersebut, Datuk Limbatang datang untuk meminang Sani. Namun, karena dendam, Kukuban menolak pinangan tersebut. Selain itu, Kukuban juga memperlihatkan bekas kakinya yang patah karena Giran. Datuk Limbatang dengan bijak menjelaskan bahwa hal itu adalah wajar dalam sebuah pertandingan. Namun, Kukuban tetap bersikukuh.

Sani dan Giran pun sedih. Mereka sepakat untuk bertemu di ladang untuk mencari jalan keluar. Saat sedang berbicara, sepotong ranting berduri terangkut pada sarung Sani dan membuat pahanya terluka. Giran pun segera mengobatinya dengan daun obat yang telah ia ramu. Tiba-tiba puluhan orang muncul dan menuduh mereka telah melakukan perbuatan terlarang, sehingga harus dihukum. Mereka berusaha membela diri tetapi sia-sia dan langsung diarak menuju puncak Gunung Tinjau. Sebelum dihukum, Giran berdoa jika memang mereka bersalah, ia rela tubuhnya hancur di dalam air kawah gunung. Namun, jika tidak bersalah, letuskanlah gunung ini dan kutuk Bujang Sembilang menjadi ikan. Setelah itu Giran dan Sani segera melompat ke dalam kawah. Beberapa saat berselang, gunung itu meletus yang sangat keras dan menghancurkan semua yang berada di sekitarnya. Bujang sembilan pun menjelma menjadi ikan. Letusan Gunung Tinjau itu menyisakan kawah luas yang berubah menjadi danau, yang akhirnya diberi nama Danau Maninjau.